Film Indonesia VS Film Luar


Menelisik lebih jauh mengenai film di negeri sendiri, film Indonesia pertama adalah ‘ Loetoeng Kasaroeng’ yang dibuat tahun 1926. Dalam perjalanannya, kondisi perfilman Indonesia mengalami pasang surut. Perfilman Indonesia sempat mengalami keadaan ‘ mati suri’ pada sekitar tahun 1992-2000an. Munculnya beberapa film Indonesia di tahun 2000 ke atas, seperti Ada Apa Dengan Cinta ( AADC), yang menjadi sangat fenomenal dalam perfilman Indonesia kala itu. Saya ingat, waktu boomingnya film itu, semuanya serasa tersihir oleh film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Dian Sastro Wardoyo.
Selanjutnya, perkembangan film Indonesia mulai beranjak meninggalkan kelesuan. Hal ini dilihat dari beberapa film Indonesia yang mulai bermunculan satu- persatu, seperti Andai Ia Tau, Pasir Berbisik, Eifel I’m In Love, Jelangkung, Janji Jhoni, sampai film musical anak- anak, Petualangan Sherina. Para seniman film pun mulai mendapatkan penghargaan dari hasil jerih payahnya. Salah satu bentuk penghargaan terhadap perfilman Indonesia diadakan oleh MTV Indonesia Movie Award dan Indonesia Movie Award, dimana pada tahun ini Indonesia Movie Award dilaksanakan 17 Mei yang lalu. Adanya penghargaan ini dapat berdampak positif bagi para Insan perfilman Indonesia.
Mereka dapat berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik bagi penonton Indonesia, yaitu dengan meningkatkan kualitas permainan mereka dalam layar lebar. Penonton Indonesia pun dapat lebih menikmati setiap akting yang disuguhkan para aktor-aktris dalam setiap film yang diperankannya.


Beberapa gedung bioskop mulai di bangun, tidak hanya satu macam, namun banyak lainnya, seperti bioskop Cineplex 21, Cinema XXI, Regent, dan buanyakkk lagi. Harga tiket pun beragam, mulai dari 20 ribuan sampai 50 ribuan. Ada dua tipe penonton film berdasarkan kerelaan mereka mengeluarkan kocek. Tipe penonton film sejati pasti rela merogoh koceknya untuk menonton film yang mereka sukai, atau pun film yang baru beredar. Sedangkan tipe lainnya lebih memilih untuk menyeleksi dahulu mana film yang akan mereka tonton. Penyeleksian itu berdasarkan berbagai factor, seperti siapakah pemeran utamanya, siapa sutradaranya, film tersebut bergenre apa, atau film itu bercerita mengenai apa. Biasanya sang pembuat film memberikan resensi film yang akan mereka tayangkan. Tentu saja resensi itu dibuat agar para calon penonton penasaran terhadap film tersebut dan ingin menontonnya.

Dalam hal kesuksesan film Indonesia, pencapaian jumlah penonton film yang menakjubkan diraih oleh film Laskar Pelangi, yang berhasil menjaring 3,8 juta penonton hanya dalam waktu 42 hari. Angka ini melewati kesuksesan penonton Ayat- Ayat Cinta yang hanya berhasil mendapatkan 3,5 juta penonton dalam jangka waktu 60 hari. Angka- angka fantastis ini menunjukkan adanya kegairahan penonton Indonesia untuk menonton film garapan anak negeri. Tak heran bila Laskar Pelangi menjadi film terfavorit sepanjang tahun 2008. Bahkan dalam ajang Indonesia Movie Award, film garapan Mira Lesmana dan Riri Riza ini meraih berbagai penghargaan seperti: pemeran utama pria terbaik ( Ikranagara), pemeran utama wanita terbaik ( Cut Mini), pendatang baru pria terbaik ( Zulfani) serta soundtrack film terfavorit.


Apakah angka keberhasilan film Indonesia itu akan terus bertahan?
Hmm, film yang diangkat dari novel J K Rowling, Harry Potter, berjudul Harry Potter And a Half Blood Prince, akan merajai layar lebar diseluruh dunia pada pertengahan bulan depan. Dan seperti sebelumnya, film Harry Potter berhasil menyihir jutaan masyarakat untuk menonton aksi dari Daniel Radclife yang berperan sebagai sang tokoh utama. Ini dilihat dari angka yang menakjubkan yang berhasil diraup oleh film Harry Potter sebelumnya, Harry Potter And Orde Of Phoenix yang berhasil 44,8 Juta Dollar untuk pemutaran perdananya diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri, pasti banyak banget penggemar Harry Potter yang rela berdesakan hanya untuk menjadi penonton pertama film ini. Dan itu pun termasuk saya. Dan lagi- lagi saya rela menonton di tempat yang viewnya sangat tidak nyaman untuk menonton film yang kira- kira berdurasi 1,5 jam ini.

Melalui tulisan ini penulis mencoba menggambarkan,meskipun perfilman Indonesia diserbu film luar,tp masih ada film produksi dalam negri yg menjadi tuan rumah di negri sendiri.(Firly Wardhani,www.cergamcakrabintang.net)
Maju terus perfilman Indonesia!
Share this post :

+ komentar + 1 komentar

Anonim
18 November 2009 pukul 23.29

maju terus film Indonesia, segera release film dibalik sarung nyah...hhew

Posting Komentar

Our Fellas

Suara Anda

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Arsip Berita

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Andalas Sinematografi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger